Wednesday, January 8, 2014

Hargai Perasaan Orang Lain Dong!
     Aku hanya adalah anak yang tidak memiliki seorang ayah. Ayahku telah pergi meninggalkan aku dan ibuku pada usiaku yang baru menginjak 7 tahun. Dahulu, keluarga kami begitu berkelimpahan, tetapi tak disangka keadaan berubah begitu cepat. Sejak kepergian ayahku, kehidupan kami menjadi sangat sengsara.
     "Ayah!! Ayah!! Mengapa kau tega meninggalkan kami?" teriakku sambil menangis tersedu - sedu. "Sudahlah nak, mungkin ini yang terbaik bagi kita. Biarkan saja dia pergi." jawab ibuku. Karena ibuku tak mampu menyekolahkanku, maka aku merelakan diriku yang kecil ini untuk bekerja supaya aku tetap dapat bersekolah. Aku bergegas pergi untuk melamar pekerjaan sebagai pembantu di rumah mewah yang terletak di sebrang rumahku. Syukurlah, ternyata pemilik rumah tersebut memerlukan tenagaku. Setelah diterima sebagai pembantu, aku langsung bergegas pulang ke rumahku dan menceritakan hal yang menyenangkan ini kepada ibuku. Ibuku hanya berkata "Oh, begitu ya nak. Kalau emang kamu ingin bekerja untuk melanjutkan sekolahmu, Ibu akan mendukungmu. Sebelumnya, maaf ya karena Ibu tidak bisa membantumu." "Ya Bu, aku mengerti keadaan ibu yang sekarang." jawabku. Setelah itu, aku pamit kepada ibuku dan pergi untuk bekerja di rumah mewah tersebut.
     Pemilik rumah tersebut memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik bernama Stephanie. Meskipun ia sangat cantik, ia memiliki sifat buruk, yaitu sangat manja dan suka membentak - bentak orang lain. Stephanie berumur 1 tahun lebih muda dariku. Suatu pagi.... "Mba Julia!! Mba Julia!! Kaus kakiku dimana?? Bentar lagi aku telat nih!!" teriak Stephanie. "Di... Di.... Disini non.. Maaf, tadi aku lupa meletakkannya disamping sepatumu." balasku lembut. "Iya. Awas ya kalau lain kali Mba gini lagi. Aku bakal suruh papi dan mamiku untuk mecat Mba." balas Stephanie ketus. "Iya non.." jawabku lembut. Setelah itu, aku mengatarkan Stephanie keluar untuk masuk ke dalam Limousinenya. Itulah pekerjaanku sehari - hari. Suatu ketika, Tuan John memanggilku dan mengajakku untuk bercakap - cakap sebentar. Aku sangat terkejut mendengar apa yang keluar dari mulut beliau! Ia berkata bahwa ia akan menyekolahkanku di sekolahnya Julia karena aku telah bekerja sepenuh hati. Tak henti - hentinya ungkapan terima kasih keluar dari mulutku karena begitu gembira.
     "Papa!! Stephanie pulang!!" teriak Stephanie sambil memeluk papa tercintanya. "Halo anakku tercinta!! Papa punya berita bagus loh!" jawab Papa Stephanie. "Berita apa Pa?" tanya Stephanie kegirangan. "Ituloh.. Si Julia akan bersekolah denganmu juga Steph!" jawab Papa Stephanie. "APAAA???" teriak Stephanie terkejut. "Iya.. Beritanya sungguh bagus kan?" jawab Papa Stephanie. "Uuumm.. Iyaiya.." balas Stephanie sedih. Keesokan harinya....
     "Stephanie, Julia!" Hari ini papa yang antar kalian ke sekolah ya!" ungkap Papa Stephanie. "Oke.." jawab Stephanie dan Julia. "Steph, Julia kan anak baru, kamu tolong temenin dia ya nanti." kata Papa Stephanie. "Iya Pa.. Iya.." sahut Stephanie. Sewaktu di sekolah..
     "Hei teman - teman!" Sini deh liat! Ada pembantu sekolah disini loh! HAHAHA." teriak Stephanie. "Haa?? Mana pembantunya?" sahut seorang teman. "Ini loh.. Ini.. Namanya Julia. Dia pembantu! HAHAHA!" jawab Stephanie. "Oh ini ya.. HAHAHA! Dasar pembantu!" jawab teman - teman Stephanie. Julia hanya terdiam saat Stephanie dan teman - temannya mengolok - ngoloknya di depan umum. Air mata mulai menetes dari matanya. Hatinya begitu sakit sewaktu mendengar ejekan - ejekan yang dilontarkan mereka.
5 tahun kemudian...
     "Hi Rob!" sapa Stephanie. "Siapa kamu?" tanya Rob. "Aku Stephanie.. Aku pacarmu.. Masa kamu tidak mengenaliku?" jawab Stephanie kebingungan. "Ha? Kamu pacarku? Ga salah tuh? Pacarku itu Julia! Bukan kamu!" balas Rob ketus. "A.. Apa? Ju.. Julia pacarmu?" tanya Stephanie. "Iyalah.. Julia itu pacarku. Dia itu cantik, baik pula. Ga kaya kamu! Kamu cuman cantik doang! Hatimu busuk! Sekarang mataku sudah terbuka!" jawab Rob ketus. Stephanie hanya terdiam dan pergi meninggalkan mereka. Sejak itu, ia baru mengerti bagaimana perasaan orang - orang yang telah ia sakiti dan ia juga tidak pernah melukai perasaan orang lain lagi.

NB : Semoga cerpen aku memberikan  moral yang bagus hehe :D Sorry kurang bagus hehe :D